Jumat, 30 Januari 2015



Liburan tahun lalu, saya berlibur ke kampung halaman yaitu bogor untuk merayakan tahun baru disana, kami sekeluarga ayah, ibu dan adik. Semua peralatan sudah disediakan mulai baju, celana, terompet, topi, dll. Dalam perjalanan kami merasa bosan mungkin karena dalam perjalanan macet. Tapi itu tidak membuat kami menjadi tidak semangat. Didalam perjalanan kami membuat hal yang lucu, seperti tebak-tebakan, cerita lucu. Kami sudah sampai di kota bogor, tapi kami belum sampai ditujuan, pemandangan kota bogor memang indah, masih banyak pepohonan yang indah, sawah yang yang luas, gunung yang menjulang. Aku mulai memasuki daerah kampung halamanku, seperti biasa dalam perjalanan terasa sepi. Aku turun dari kendaaran dan berjalan menuju pintu, pintu ku ketuk dan mengucapkan salam. Keluarga besar ku merasa bahagia karna kedatangan ku. Sesampainya didalam aku disediakan makanan dan minuman merasa ngantuk aku menuju ke kamar untuk tidur, aku tidur sangat lelap dan aku bangun pukul 8 malam. Mungkin cukup untuk berlarut malam ditahun baru, jam diding sudah menunjukan pukul 10 malam, aku mulai memanggang ikan untuk makan besar bersama keluarga, api dari arang sudah panas. Membakar ikan bersama keluarga, aku mulai mengipas-ngipas ikan, itu adalah pekerjaan yang melelah kan, aku tukar posisi dengan saudaraku. Makanan sudah disiapkan sebelum makan kami mengeluakan keinginan masing-masing dari diri sendiri, selesai itu makanan disantap semua sudah kenyang begitu pula dengan saya, makanan sudah habis. Jam dinding sudah hampir kearah jam 12 malam, saya menyiapkan kembang api dan menyalakannya. Kembang api itu meluncur indah keatas. Semua orang juga sudah menyalakan kembang api. Pemandangan yang mengundang perhatian mata. Pada jam 1 pagi aku tertidur. Liburan kali ini sungguh menyenangkan

bahasa inggris : maaf saya hanya translate google

Holiday last year, I was on vacation to my hometown is Bogor to celebrate the new year there, our family father, mother and brother. All equipment is provided starting shirt, pants, trumpet, hats, etc. On the way we feel bored probably because of traffic jams on the way. But that does not make us a spirit not. In the trip we made a funny thing, like riddles, funny stories. We've reached the town of Bogor, but we have not arrived at the destination, the scenery is beautiful Bogor city, there are many beautiful trees, vast rice fields, towering mountains. I started entering my hometown area, as usual in a lonely journey. I came down from vehicle and walked towards the door, tap my door and say hello. My large family feel happy because my arrival. Arriving in the supplied food and beverage I feel sleepy I headed to my room to sleep, I sleep very soundly and I woke up at 8 pm. Maybe enough to go on a night of new year, hours diding is shown at 10 pm, I started grilling fish for a great meal with the family, already hot fire of charcoal. Burn the fish with the family, I began fanning fish, it is the job of melelah right, I juxtaposition with my brother. The food had been prepared before the meal we put out the wishes of each of ourselves, finished the food eaten all already full so it is with me, the food was gone. Towards the wall clock was almost 12 o'clock at night, I was preparing fireworks and turn it on. Beautiful fireworks slid upwards. Everyone also had fireworks. Scenery invites the eye. At 1 am I was asleep. Vacation time is really fun

Rabu, 14 Januari 2015



A. Hukum Newton I

Pada zaman dahulu, orang percaya bahwa alam ini bergerak dengan sendirinya. Tidak ada sesuatu pun yang menggerakkannya. Mereka menyebutnya dengan gerak alami. Di lain sisi, untuk benda yang jelas-jelas digerakkan, mereka menamakan gerak paksa. Teori yang dipelopori oleh Aristoteles ini terbukti salah saat Galileo dan Newton mengemukakan pendapat mereka.

Galileo mematahkan teori Aristoteles dengan sebuah percobaan sederhana. Ia membuat sebuah lintasan lengkung licin yang digunakan untuk menggelindingkan sebuah bola. Satu sisi dari lintasan tersebut diubah-ubah kemiringannya. Setelah mengamati, Galileo menyatakan “ Jika gaya gesek pada benda tersebut ditiadakan, maka benda tersebut akan terus bergerak tanpa memerlukan gaya lagi”.

Teori Galileo dikembangkan oleh Isaac Newton. Hukum Newton I mengatakan bahwa
“Benda yang awalnya diam akan mempertahankan diamnya, dan benda yang awalnya bergerak akan mempertahankan geraknya”.

Berdasarkan hukum I Newton, dapatlah Anda pahami bahwa suatu benda cenderung mempertahankan keadaannya. Benda yang mula-mula diam akan mempertahankan keadaan diamnya, dan benda yang mulamula bergerak akan mempertahankan geraknya. Oleh karena itu, hukum I Newton juga sering disebut sebagai hukum kelembaman atau hukum inersia.

Ukuran kuantitas kelembaman suatu benda adalah massa. Setiap benda memiliki tingkat kelembaman yang berbeda-beda. Makin besar massa suatu benda, makin besar kelembamannya. Saat mengendarai sepeda motor Anda bisa langsung memperoleh kelajuan besar dalam waktu singkat. Namun, saat Anda naik kereta, tentu memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai kelajuan yang besar. Hal itu terjadi karena kereta api memiliki massa yang jauh lebih besar daripada massa sepeda motor.

Setiap hari Anda mengalami hukum I Newton. Misalnya, saat kendaraan yang Anda naiki direm secara mendadak, maka Anda akan terdorong ke depan dan saat kendaraan yang Anda naiki tiba-tiba bergerak, maka Anda akan terdorong ke belakang.















B. Hukum Newton II

Hukum I Newton menyatakan bahwa jika tidak ada gaya total yang bekerja pada sebuah benda, maka benda tersebut akan tetap diam, atau jika sedang bergerak, akan bergerak lurus beraturan (kecepatan konstan). Selanjutnya, apa yang terjadi jika sebuah gaya total diberikan pada benda tersebut?

Newton berpendapat bahwa kecepatan akan berubah. Suatu gaya total yang diberikan pada sebuah benda mungkin menyebabkan lajunya bertambah. Akan tetapi, jika gaya total itu mempunyai arah yang berlawanan dengan gerak benda, gaya tersebut akan memperkecil laju benda. Jika arah gaya total yang bekerja berbeda arah dengan arah gerak benda, maka arah kecepatannya akan berubah (dan mungkin besarnya juga). Karena perubahan laju atau kecepatan merupakan percepatan, berarti dapat dikatakan bahwa gaya total dapat menyebabkan percepatan.

Hubungan antara percepatan dan gaya tersebut selanjutnya dikenal sebagai Hukum II Newton, yang bunyinya sebagai berikut:

"Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gayanya namun berbanding terbalik dengan masanya"

Hukum II Newton tersebut dirumuskan secara matematis dalam persamaan:

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE51S3OI4X7K5vN7Cq_NE1vMf_cMZ_m8NC8hd8PrqCQ7hv90bUfP2yzeuHp_-QBWJjn3sGL9PQg0QmasvbG4oyccbjRde0EXywXxlYeGA1w1Q32AAXPZXTniW77Xkl6KpKB5lurpaDkn8/s1600/Hukum+Newton+II.jpg

Perhatian contoh soal berikut:

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKZQLSE4lmzIoI0uSKRYYxt3Bh72dEEoOIDrzOPBaAYG3XT9h3tM0z2chyLe3VUrqugsUfr49B7piaQpqVlYijonME3QFCyhR0U9cSRJpVpmiTuE796e97EiQNG2Y5TCPdUFWCl7vdcWc/s1600/soal+newton.jpg
C. Hukum Newton III

Hukum II Newton menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-gaya memengaruhi gerak. Tetapi kita mungkin bertanya, dari mana gaya-gaya itu datang? Berdasarkan pengamatan membuktikan bahwa gaya yang diberikan pada sebuah benda selalu diberikan oleh benda lain. Sebagai contoh, seekor kuda yang menarik kereta, tangan seseorang mendorong meja, martil memukul/ mendorong paku, atau magnet menarik paku. Contoh tersebut menunjukkan bahwa gaya diberikan pada sebuah benda, dan gaya tersebut diberikan oleh benda lain, misalnya gaya yang diberikan pada meja diberikan oleh tangan.

Newton menyadari bahwa hal ini tidak sepenuhnya seperti itu. Memang benar tangan memberikan gaya pada meja, tampak seperti pada gambar di atas. Tetapi meja tersebut jelas memberikan gaya kembali kepada tangan. Dengan demikian, Newton berpendapat bahwa kedua benda tersebut harus dipandang sama. Tangan memberikan gaya pada meja, dan meja memberikan gaya balik kepada tangan.

Hal ini merupakan inti dari Hukum III Newton, yaitu:
"Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama."

Hukum III Newton ini kadang dinyatakan sebagai hukum aksi-reaksi, “untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan arah”. Untuk menghindari kesalahpahaman, sangat penting untuk mengingat bahwa gaya “aksi” dan gaya “reaksi” bekerja pada benda yang berbeda.

Source :  http://www.zonasiswa.com/2014/08/hukum-newton-i-ii-iii.html

Rabu, 30 April 2014

Naskah Bawang Putih dan Bawang Merah



jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang gadis remaja yang bernama Bawang Putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah Bawang Putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu Bawang Putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang Putih sangat berduka demikian pula ayahnya.
Bawang Putih   : “ Ayah, mengapa ibu pergi meninggalkan kita begitu cepat?
Ayah                    : “ Ini memang sudah takdirnya, nak ! “
Bawang Putih   : “ Ya, sudah lah, yah !”
Ayah                     : “ Ya, anakku yang sudah biarkah sudah”
Di desa itu tinggal seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak Ibu Bawang Putih meninggal ibu Bawang Merah sering berkunjung kerumah Bawang Putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah, atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya ngobrol
Ibu Bawang Merah         : “ Bawang Putih, ini ada sedikit makanan untukmu”
Bawang Putih                     : “ Terima kasih bu ! “
Ibu Bawang Merah         : “ Ya, sama-sama, ya udah ibu pulang dulu, ya ! “
Ayah                                     : “ Oh, ya salam buat Bawang Merah ya !
Ibu Bawang Merah         : “ Iya! “
Pada akhirnya ayah Bawang Putih berfikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu bawang merah. Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah ayah bawang putih menikah dengan ibu bawang merah
Ayah                                     : “ Bawang Putih jika ayah menikah dengan ibu Bawang Merah kamu                                           setuju apa, gak ? “
Bawang Putih                   : “ Aku setuju ayah “
Ayah                                     : “ Baiklah  kalau begitu, bagaimana denganmu Bawang Merah?
Bawang Merah                  : “ Aku setuju, Ya kan bu ? “
Ibu Bawang Merah         : “ Ya! “
Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawag putih . Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang Putih dan kerap memberinya pekerjaan yang berat jika ayah bawang putih sedang berdagang. Tentu saja Ayah Bawamg Putih tidak tahu karena Bawang Putih tidak pernah menceritakannya
Ibu                         : “ Putih kamu harus mengepel, cuci piring, dan semua pekerjaan rumah harus                                                                      kamu selesaikan “
Bawang Putih   : “ Baiklah ibu ! “
Bawang Merah                : “ Putih kamu harus membersihkan kamarku yang berantakan “
Bawang Putih   : “ Iya…..ya kak
Suatu hari ayah Bawang Putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia
Ayah                     : “Bawang Putih sepertinya ayah sudah tidak kuat lagi karena penyakit ayah                                                        yang  hampir menyebr keseluruh tubuh ayah”
Bawang Putih   :” Ayah Putih mohon ayah jangan tinggalin putih yah!”
Ayah                     : “ Nak jikalau ayah pergi baik2 ya, nak ! “
Bawang Putih   : “ Ya, ayah ! “
Ayah                     : “ Bu, aku titip putih ya ? “
Ibu Bawang Merah         : “ Ya, ayah ! “
Bawang Putih   : “ a…..yah……., jangan tinggalin putih, yah” (menangis )
Sejak saat itu Bawang Merah dan ibunya semakin berkuasa dan semna-mena terhadap Bawang Putih hampir tidak pernah beristirahat.
Ibu                         : ” Putih kamu harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi                                                                     dan sarapan untuk saya dan bawang putih, kemudian kamu harus memberi                                                     makan ternak, menyirami kebun, dan mencuci baju ke sungai, lalu kamu harus                                                                    menyetrika, dan membereskan rumah, mengerti ! “
Bawang Putih   : “ mengerti, ibu ! “
Namun Bawang Putih selalu melakukan pekerjaaannya dengan gembira, karena ia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri. Pagi itu seperti biasa Bawang Putih membawa Bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya
Bawang Putih   :
Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang Putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang Putih tidak menyadari bahwa salah satu baju ibu tirinya hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu. Bawang Putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya
Bawang Putih   : “ Aku harus bisa menemukan baju ibu karena itu adalah baju kesayangan ibu
Namun  Bawang Putih tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali kerumah dan menceritakan kepada ibunya
Bawang Putih   : “ Bu Maafkan Putih baju ibu hanyut terbawa arus”                                                                      Ibu                         : “ Apa…..Dasar ceroboh. Aku tidak mau tahu, pokoknya  kamu harus mencari                                                      baju itu ! dan jangan berani pulang ke rumah kalau kamu belum                                                                                   menemukannya , mengerti ?
Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibu tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci  tadi. Matahari mulai meninggi, namun Bawang Putih belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah matahari sudah condong kebarat, Bawang Putih melihat seorang ibu yang hendak pergi ke pasar
Bawang Putih   : “ Bi…..bi…bi ! “
Bibi                         : “ Ya, nak ada apa ? “
Bawang Putih   : “ Bibi, apakah bibi melihat baju merah yang hanyut lewat sini ?, karena saya                                                                      harus menemukannya dan membawanya pulang “
Bibi                         : “ Ya, tadi saya lihat nak, kalu kamu mengejarnya cepat2 mungkin kau bisa                                                                menemukannya”                                                                                                                                        Bawang Putih   : “ Baiklah bibi, terimakasih! “                                                                                                                    Bibi                         : “ sama2, nak
Hari sudah mulai gelap, bawang putih mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba. Dari kejauhan Nampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk tepi sungai. Bawang Putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya
Bawang Putih   : “ Permisi……..! “
Nenek                   : “ Siapa kamu, nak ? “
Bawang Putih   : “ Saya Bawang Putih, nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut                                                                dan sekarang kemalaman, bolehkah saya tinggal disini malam ini ? “
Nenek                   : “ Ya, tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku                                                                       menyukai  baju itu, baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus                                                            menemeniku  disini selama seminggu, sudah lama aku tidak ngobrol dengan                                                        siapapun bagaimana ? “                                                                                                                          Bawang Putih   : “ Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asalkan nenek                                                         tidak bosan saja denganku “
Selama seminggu Bawang Putih tinggal bersama dengan nenek itu. Setiap hari Bawang Putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu nenekpun memanggil Bawang Putih
Nenek                   : “ Nak, sudah seminggu kau tinggal disini dan aku senang karena kau     anak   yang  rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai  janjiku  kau boleh membawa baju  pulang, dan satu lagi kau boleh memilih salah satu dari labu kuning ini sebagai hadiah ! “
Bawang Putih   : “ Tidak  usah,nek !
Nenek                   : “ Ayolah, Bawang Putih
Bawang Putih   : “ Ya, sudah Putih memilih yang kecil ya, nek
Nenek                   : “ Mengapa kamu memilih yang kecil ? “
Bawang Putih   : “ Saya takut tidak kuat membawa yang besar, nek !
Nenek                   : ( tersenyum )
Sesampainya di rumah, Bawang Putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya
Bawang Putih   : “ Ibu, ini Bajunya”
Ibu                         : “ Ya sudah sana pergi”
Bawang Putih   : “ Baik, bu! “
Bawang Putihpun pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya, alangkah terkejutnya Bawang Putih ketika labu yang terbelah berisi emas permata yang sangat banyak
Bawang Putih   : “ Hah, emas. Ibu aku dapat emas permata bu ! “
Bawang merah dan ibunyapun langsung merebut emas dan Permata tersebut
Bawang Merah                : “ Heh, gembel kamu dapat emas dan permata ini dari mana ? “                                                              Ibu                         : “ Ya, dari mana ? “
Bawang Putih     : “ aku mendapat emas permata ini dari……”
Bawang Merah                : “ Dari mana ? “
Bawang Putih   : “ Waktu itu aku mencari baju ibu hanyut terbawa arus, kemudian kemalaman                                                       menginap  di rumah nenek pinggir sungai, dan aku disuruh untuk menemanix                                                            selama seminggu, setelah genap seminggu aku diberi hadiah ini “
Setelah mendengar cerita BawangPutih, Bawang merahpun berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini Bawang Merah yang akan melakukannya.
Ibu                         : “  Bawang Merah kamu harus melakukan apa yang dilakukan oleh anak sialan                                                                    itu”
Bawang Merah                : “ Baiklah ibu! “
Ibu                         : “ Kalau begitu, besok pagi kamu harus pergi ke sungai “
Bawang Merah                : “ Baik bu ! “
Keesokan harinya Bawang Merahpun menghanyutkan bajunya ke sungai, setelah itu dia sampai di rumah nenek
Bawang Merah                : “ Nek, neek tau atau tidak baju yang hanyut tadi ! “                                                                     Nenek                   : “ Nenek tau, tapi amu harus menginap disini selama seminggu “                                            Bawang Merah  : “Baiklah ! “
Selama semi nggu itu Bawang Merah selalu bermalas-malasan, kalu ada yang dikerjakan pasti hasilnya tidak bagus karena dikerjakan dg asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek membolehkan bawang merah pulang
Bawang Merah                : “ Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena                                                                                   menemanimu selama seminggu ? “                                                                                                    Nenek                   : “ Ya, sudah silahkan kamu memilih salah satu dari labu ini !”
Bawang Merah                : ( mengambil yang besar, langsung pergi )
Sesampainya di rumah Bawang Merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih minta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai
Ibu                         : “ Putih sana pergi ke sungai cuci baju-baju yang kotor                                                                                Bawang Putih   : “ Baiklah, bu ! “
Setelah Bawang Purih pergi mereka membelah labu tersebut, tapi ternyata yang keluar bukan emas melainkan binatang berbisa seperti ular. Binatang itu langsung menyerang Bawang Merah dan Ibunya hingga tewas
Bawang Merah dan Ibu : “ a………..a………a..a…a.a……! “
Itulah balasan bagi orang yang serakah

Selasa, 29 April 2014

Naskah Ande-Ande Lumut 9 orang termasuk Narator

Naskah Drama Ande-Ande Lumut:

Bagian 1 :
(Dirumah Kleting kleting dan mbok rondo)
Di pagi yang cerah Mbok rondo kleting berkumpul dengan para putri-putrinya. Putri-putri mbok rondo sangat cantik-cantik, mereka adalah keliting merah, kleting biru dan kleting hijau dan salah seorang anak tirinya bernama kleting kuning.
Mbok rondo sangat cinta dan sayang kepada anak-anaknya tetapi berbeda dengan kleting kuning, sebagai anak tiri dia sangat dibedakan kasih sayangnya. Kleting kuning disuruh menyapu, membersihkan rumah dan bekerja di ladang. Sungguh kasihan kleting kuning.

Mbok rondo Kleting        :     Anak-anakku yang cantik-cantik… kesini nak…
Kleting-kleting                  :     Enggeh .... Mbokku sayang …Ada apa toh mbok ....???
Mbok rondo                     :    Begini anakku yang cantik… ada berita yang sangat penting sekali…
Kleting merah                  :     Berita apa to mbok…
Kleting biru                       :     Iya mbok.. kok keliahatan penting banget
Kleting Hijau                     :     Iya ada apa sih mbok… (manja, mendekat sambil memegang tangan mbok rondo kleting)
Mbok rondo kleting         :     kamu tahu kan… mbok rondo dadapan itu punya anak yang sangat tampan sekali, namanya ande-ande lumut.
Kleting-keleting               :     Owh… ande-ande lumut…. Tampan…. Boleh dong…
(keterangan:  bersama bergaya manja, centil)
Mbok rondo kleting         :     iya… nanti mbok akan dandani kalian jadi putri-putri yang cantik, sapa tahu salah satu dari kalian ada yang dipilih.
Kleting-kleting                  :     Iya mbok.. kami mau…
Mbok rondo kleting         :     iya udah.. sekarang kedalam sana, siap-siap
Kleting-kleting                  :     Iya mbok….
(keterangan: kleting merah, biru, hijau meninggalkan mbok rondo dan masuk kerumah)
Tak lama kemudian, kleting kuning yang dari tadi hanya mendengar percakapan saudaranya, menuju mbok rondo dan berdialog.
Kleting Kuning                 :     Mbok… kulo bade matur…
Mbok rondo kleting        :    Matur opo….? Apa kamu udah selesai nyapu?
Kleting kuning                  :    Sudah mbok…, gini mbok… saya juga ingin melamar jadi istrinya ande-ande lumut seperti kakak-kakak kleting yang lain.
Mbok rondo kletling        :    Ouh begitu… ya udah gag apa apa. Sini kamu aku dandani juga,
(keterangan:  mbok rondo memberikan angus dan bau-bau tidak sedap kepada Kleting kuning)
Mbok rondo Kleting        :     Sudah sekarang kamu cuci kuali dan panci karatan ini sampai bersih seperti panci yang baru beli.Cepat kerjakan tugasmu…
(keterangan:  Mbok rondo mendorong Kleting kuning dengan kasar)
Kleting kuning                  :     Tapi mbok,kan ya sulitI mbok buat ini panci seperti yang baru lagi.
Mbok rondo kleting        :      Waladalah  ,banyak omongnya juga ini anak.Sudah cepat ke sungai

Kleting Kuning                 :       Iya mbok
(keterangan:  Kleting kuning meninggalkan mbok rondo dan menuju dapur)
Mbok rondo Kleting        :     Hahaha… mudah-mudahan yang diterima oleh ande-ande lumut adalah salah satu anak-anaku.. bukan kleting kuning.
(keterangan:  mbok rondo kleting tertawa terbahak-bahak, menuju kedalam rumah)
Kleting kuning, menerima apa yang dialaminya dengan sabar, apa yang ditugaskan mbok rondo diterimanya dengan lapang dada.
Bagian : 3
Kleting kuning setiap hari bekerja membersihkan rumah dan bekerja diladang, tanpa rasa lelah dan keluh kesah. Walau dia diperlakukan kasar oleh mbok rondo kleting. Hanya dia dan Tuhan saja yang tahu betapa sedihnya dirinya. Dia berharap, Tuhan akan memberikan ganjaran yang lebih baik untuknya.
Kleting Kuning             :   Aduh… susah sekali ini panci untuk bersih lagi,
                                          Tuhan,kayak begini penderitaan hidupku.. semoga aku tabah menjalaninya.
Tiba-tiba muncullah sosok Dewa,dan berniat kleting kuning yang pada saat itu kleting kuning  sedang membersihkan panci yang sudah berkarat itu muncullah sesosok dewa,Dewa itu berniat membantu kleting kuning.
Dewa       :   Hai… gadis cantik…
Kleting kuning              :   Siapa itu
Dewa      :   Kamu jangan takut.. Dewa
Kleting kuning              :   Mau apa kamu..
Dewa      :   Aku akan membantumu membersihkan panci ini menjadi panci yang baru      
                    beli. Sekarang tutup matamu.
Kleting kuning             :   Baiklah....

Seketika itu panic menjadi bersih dan terlihat seperti baru.
Dewa     :    Buka matamu sekarang nak cantik
Klenting kuning          :”wah! Terima kasih sekali. Dewa. Aku tak akan bisa membalas jasamu.”

Dewa               :”tidak perlu, klenting kuning. Kesabaran dan ketabahanmu membuatmu berhak mendapatkannya. Kini saatnya sudah tiba. Ikutilah kata hatimu  pergilah kedesa dadapan dan temuilah ande-ande lumut. (mengekuarkan sebatang lidi) terimalah lidi ini. Gunakan dengan bijak sana disaat engkau membutuhkannya. Kebahagiaan sudah menunggumu.”

Klenting kuning          :” terima kasih! Terima kasih!,Dewa!
Kleting kuningpun pulang kembali kerumahnya dan memberikan pancinya kepada mbok rondo.
Bagian : 4
Akhirnya disebuah sungai yang airnya deras, disitulah Yuyu Kangkang hidup. Dia yang menguasai sungai itu.Dialah si Yuyu kangkang yang licik.
(keterangan:  Yuyu kangkang sang penjaga sungai sedang mondar-mandir mengawasi jika ada orang datang).
Yuyu kangkang            :   Hohohoho…. Godong waru ko bolong-bolong… bocah ayu ko moblong-
moblong…
Siapa itu yang datang dari jauh…
(keterangan: kemudian datang Kleting Merah, biru dan hijau menuju pinggir sungai)
Kleting merah                      : Wah… sungainya banjir…
Kleting biru                           : Iya mbakyu… gimana kita akan menyeberang…
Kleting hijau                         : Sebentar-sebentar… lihat.. itu ada yuyu kangkang.
Kleting merah                      : Wah… iya.. kita minta tolong yuyu kangkang aja ya…
Kleting biru dan hijau          : Iya… mbakyu.. yuk…
Kleting merah                      : Yuyu kangkang… yuyu kangkang…
Yuyu kangkang                    : Hahaha… ada apa bocah manis-manis…
Kleting merah                      : Yuyu kangkang… aku minta tolong disebrangkan lewat sungai ini…
Yuyu kangkang                    : Wah…itu berat sekali, bahaya sungainya… aku minta imbalan
Kleting merah                      : Imbalannya apa toh… uang??  Wah kamu itu mata duitan…
Kleting biru dan hijau          : Iya nih… yuyu kangkang mata duitan…
Yuyu kangkang                    : Tidak… duit mah aku gak doyan…. Hahaha
Kleting-kleting                      : Ini pertanda bagus. Tentu kami akan di terima oleh ande ande lumut
Yuyu kangkang                    : Imbalannya adalah ciumlah aku.
Kleting merah                      : Apa?
Kleting biru                          : Sudahlah mbakyu gag apa apa lah yang penting kita bisa kedesa seberang.
Kleting Merah                      : Baiklah.....aku terima tawaranmu
Yuyu kangkang                    : Sik...asyik .... Lumayanlah walaupun cuman dapat ciuman dari si kleting
                                                 kleting ini,ya walaupun aku gag pernah dapat ciuman dari ayu ting-ting
                                                 tapi kan sama sama ting-nya..hahhahhahahhahaha
(keterangan: yuyu kangkang menyebrangkan kleting merah. Biru dan hijau dengan bergantian)

Kemudian datanglah si kleting kuning dari jauhan hendak menuju desa seberang melewati sungai ini.
klenting kuning           :”sungai begini lebar dan dalamnya. Bagaimana aku akan kesebrang? Tak ada rakit atau jembatan yang bisa kugunakan. Apa mungkin aku bisa bertemu ande ande lumut? (yuyu kangkang masuk dari sisi yang berlawanan.) wahai sang yuyu, apakah kau penjaga sungai ini?”

yuyu kangkang            :”betul, aku yuyu kangkang penjaga sungai ini. (berkata pada diri sendiri) wah, ini sih Cuma gadis jelek,kumal, dan bau.”

Klenting kuning          :”maukah kau menolongku menyebrangi sungai ini?”

Yuyu kangkang           :”(dengan malas) boleh saja, tapi kau harus membayar 2 keti.”


Klenting kuning          :”aduhh, aku tidak punya uang sepeser pun.”

Yuyu kangkang           :”(dengan malas) sudah ku kira, hmm…. Kalau begitu, kau boleh kusebrangkan. Tapi sebagai gantinya kau harus menciumku.”



Klenting kuning          :” apa? Upah macam apa itu? Aku tak sudi memberimu ciuman!.”

Yuyu kangkang           :”ya sudah menyebrang saja sendiri. Toh, ande ande lumut tak mau gadis jelek dan bau sepertimu. Yang cantik-cantik saja sudah banyak yang ia tolak.”

Klenting kuning          :”berarti belum ada gadis yang ia terima.. baiklah kalau kau tidak mau menyebrangkanku.(berfikir) bagaimana ini? (berfikir kembali, lalu mengeluarkan lidi pemberian bangau sakti.). duh dewata yang agung, bantulah aku menuju tempat kanda ande ande lumut. Terimalah ini yuyu kangkang.!”


Klenting kuning memukulkan lidi ke air sungai. Seketika air sungai menyusut hingga
lama sekali kering. Klenting kuning dengan santai menyebrangi sungai.



Yuyu kangkang           :”ya ampun gadis sakti. Tolong kembalikan air sungai ini. Aku bisa mati kekeringan jika tak ada air. Kalau tak ada orang yang menyebrang, aku juga tidak bisa dapat uang. Kasihanilah aku.”

Klenting kuning          :”sudah banyak korban yang menjadi keserakahanmu. Sekarang kau harus membayar prilakumu itu. Tunggulah hingga senja hari nanti. Air sungai ini akan kembali melimpah bila engkau berjajni tidak akan serakah dan memanfaatkan orang lain. Kau harus menolong dengan tulus dan ikhlas tidak menuruti nafsu serakahmu.”

Yuyu kangkang           :”baiklah aku berjanji. Akan ku ingat kata-katamu. Terimakasih, gadis sakti.”

Tiba-tiba sungai itu kering, yuyu kangkang kesakitan dan pergi jauh. Kemudian kleting kuning bisa berjalan menyeberang sungai menuju rumah mbok rondo dadapan, rumah si ande-ande lumut.Setelah itu,yuyu kangkangpun mati.
Bagian 5
(Musik 11 : dirumah mbok rondo dadapan (awal) )
Disebuah desa bernama Dadapan, mbok rondo sedang menyapu rumah, dirumah itulah si Ande-ande lumut sedang mengaji di sebuah surau. Menunggu belahan hatinya yang di janjikan Tuhan untuknya.
(keterangan: Mbok rondo sedang menyapu halaman rumah, tiba-tiba datang rombongan gadis-gadis cantik, kleting merah, biru dan hijau)
Kleting-kleting                        : Assalamu’alaikum…
Mbok rondo dadapan           : Wa’alaikumsalam, siapa ya…
Kleting merah                        : Saya mbok…Kleting Merah
Kleting biru                             : Saya kleting biru…
Kleting Hijau                          : Saya kleting hijau mbok…
Mbok rondo dadapan           : Wah.. gadis-gadis cantik nama kalian seperti power ranger aja ada
                                                   merah,hijau,dan biru… ada  apa kalian kemari…??
Kleting-kleting                        : Kami mau melamar Ande-ande lumut mbok…
Mbok rondo dadapan           : Ouh.. mau melamar ande-ande lumut… sebentar ya… saya katakan ke
 ande-ande lumut…

(keterangan:  mbok rondo menyanyikan lagu)
Mbok rondo dadapan:
Putraku Si Ande Ande Lumut
Temuruna ana putri kang unggah-unggahi
Putrine ngger sing ayu rupane
Kleting Abang iku sing dadi asmane

Ande Ande Lumut:
Duh.. ibu kula mboten purun
Aduh ibu kula mboten mudun
Nadyan ayu sisane Si Yuyu Kangkang

Mbok rondo dadapan:
Putraku Si Ande Ande-ande Lumut
Temuruna ana putri kang unggah-unggahi
Putrine ngger sing ayu rupane
Kleting Ijo iku sing dadi asmane

Ande Ande Lumut:
Duh.. ibu kula mboten purun
Aduh ibu kula mboten mudun
Nadyan ayu sisane Si Yuyu Kangkang

Mbok rondo dadapan:
Putraku Si Ande-ande Ande Lumut
Temuruna ana putri kang unggah-unggahi
Putrine ngger sing ayu rupane
Kleting Biru iku sing dadi asmane

Ande Ande Lumut:
Duh.. ibu kula mboten purun
Aduh ibu kula mboten mudun
Nadyan ayu sisane Si Yuyu Kangkang

Mbok rondo dadapan:
Putraku Si Ande Ande-ande Lumut
Temuruna ana putri kang unggah-unggahi
Putrine kang ala rupane
Kleting Kuning iku kang dadi asmane

Ande Ande Lumut:
Aduh ibu kulo inggih purun
Sing putro inggih badhe mudun
Nadyan ala punika kang putra suwun

Mbok rondo dadapan:
Piye to ngger kowe kuwi
sing ayu-ayu ora gelem
malah sing ala kok ditampa
ki piye to ngger

Ande Ande Lumut:
Oh.. inggih..
Sejatosipun pun Kleting Kuning punika
inggih garwa kula piyambakipun
Dewi Sekartaji ibu


(Musik 12 : kleting merah)
Mbok rondo dadapan           : Putraku si ande-ande lumut.. temuruno ono putri kang ngunggah-
unggahi… putrine Ngger sing ayu rupane.. kleting abang iku kang dadi
asmane…
Ande-ande Lumut                 : Duh ibu… kulo mboten purun… aduh ibu … kulo mboten medun… najan
ayu sisane si yuyu kangkang.
Mbok rondo dadapan           : Wah… ora gelem ki nduk….
Kleting biru                             : Cobi kulo mbok…
(Musik 13 : kleting biru)
bok rondo dadapan              : Putraku si ande-ande lumut.. temuruno ono putri kang ngunggah-unggahi… putrine Ngger sing ayu rupane.. kleting biru iku kang dadi asmane…
Ande-ande Lumut                 : Duh ibu… kulo mboten purun… aduh ibu … kulo mboten medun… najan ayu sisane si yuyu kangkang.
Mbok rondo dadapan           : Wah… ora gelem ki nduk….
Kleting hijau                           : Cobi kulo mbok…
(Musik 14 : kleting ijo)
Mbok rondo dadapan           : Putraku si ande-ande lumut.. temuruno ono putri kang ngunggah-unggahi… putrine Ngger sing ayu rupane.. kleting ijo iku kang dadi asmane…
Ande-ande Lumut                 : Duh ibu… kulo mboten purun… aduh ibu … kulo mboten medun… najan ayu sisane si yuyu kangkang.
Mbok rondo dadapan           : wah… ora gelem kabeh kae…
Tidak lama kemudian, datanglah Kleting Kuning, dari kejauhan sudah tercium bau yang tidak enak, wajahnya coreng moreng karena debu.
(keterangan : datanglah Kleting Kuning menuju mbok rondo)
Kleting kuning                        : Assalamu’alaikum…
Mbok rondo dadapan           : wa’alaikumsalam… sopo iku ya…
Kleting kuning                        : Saya Kleting kuning mbok… ingin melamar Ande-ande lumut.
Mbok rondo dadapan           : Opo.. arep nglamar anakku??? Gak salah to…
Kleting merah                        : La iyo… wajahmu jelek baumu tidak enak gt, aku aja ditolak… apa lagi kamu…
Kleting Kuning                       : Di coba dulu mbok…
(Musik 15 : kleting Kuning)
Mbok rondo dadapan           : Putraku si ande-ande lumut.. temuruno ono putri kang ngunggah-
unggahi… putrine kang olo rupane.. kleting kuning iku kang dadi
 asmane…
Ande-ande Lumut                 : Aduh ibu… kulo inggih purun… dalem putro inggih bade medun, najan
olo meniko kang putro… suwun.
Mbok rondo dadapan           : Loh… apa tidak salah toh ande-ande lumut…
Ande-ande Lumut                 :  Tidak bu… ini adalah pilihan saya…
(keterangan ; kleting-kleting kusak-kusuk)
Mbok rondo dadapan           : Ouh.. jika gitu pilihanmu ya terserah..
Ande-ande lumut                   : Ibu.. saya akan mengatakan suatu hal..
Mok rondo dadapan             : Apa itu???
Ande-ande lumut                   : Ibu… sebenarnya saya adalah seorang Pangeran yang sedang
 mengembara, untuk mencari pengalaman hidup dan mencari istri saya  
                                                     yang hilang yaitu Dewi sekartaji
Mbok rondo dadapan           : Apa… pangeran…???
Kleting-kleting                        : Apa……???? Pangeran…??? Ah….. tidak….???
(keterangan; kleting-kleting pingsan)
Akhirnya, Kleting kuning menjadi istri Ande-ande lumut, wajahnya yang jelek dan bau berubah menjadi putri yang cantik, sesungguhnya dia adalah Putri Sekartaji. Dan Ande-ande lumut, kini menjadi Raja mewarisi kerajaan ayahnya. Pangeran dan Kleting kuning, hidup bahagia selamanya.