Rabu, 30 April 2014
Naskah Bawang Putih dan Bawang Merah
jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang gadis remaja yang bernama Bawang Putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah Bawang Putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu Bawang Putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang Putih sangat berduka demikian pula ayahnya.
Bawang Putih : “ Ayah, mengapa ibu pergi meninggalkan kita begitu cepat?
Ayah : “ Ini memang sudah takdirnya, nak ! “
Bawang Putih : “ Ya, sudah lah, yah !”
Ayah : “ Ya, anakku yang sudah biarkah sudah”
Di desa itu tinggal seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak Ibu Bawang Putih meninggal ibu Bawang Merah sering berkunjung kerumah Bawang Putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah, atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya ngobrol
Ibu Bawang Merah : “ Bawang Putih, ini ada sedikit makanan untukmu”
Bawang Putih : “ Terima kasih bu ! “
Ibu Bawang Merah : “ Ya, sama-sama, ya udah ibu pulang dulu, ya ! “
Ayah : “ Oh, ya salam buat Bawang Merah ya !
Ibu Bawang Merah : “ Iya! “
Pada akhirnya ayah Bawang Putih berfikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu bawang merah. Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah ayah bawang putih menikah dengan ibu bawang merah
Ayah : “ Bawang Putih jika ayah menikah dengan ibu Bawang Merah kamu setuju apa, gak ? “
Bawang Putih : “ Aku setuju ayah “
Ayah : “ Baiklah kalau begitu, bagaimana denganmu Bawang Merah?
Bawang Merah : “ Aku setuju, Ya kan bu ? “
Ibu Bawang Merah : “ Ya! “
Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawag putih . Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang Putih dan kerap memberinya pekerjaan yang berat jika ayah bawang putih sedang berdagang. Tentu saja Ayah Bawamg Putih tidak tahu karena Bawang Putih tidak pernah menceritakannya
Ibu : “ Putih kamu harus mengepel, cuci piring, dan semua pekerjaan rumah harus kamu selesaikan “
Bawang Putih : “ Baiklah ibu ! “
Bawang Merah : “ Putih kamu harus membersihkan kamarku yang berantakan “
Bawang Putih : “ Iya…..ya kak
Suatu hari ayah Bawang Putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia
Ayah : “Bawang Putih sepertinya ayah sudah tidak kuat lagi karena penyakit ayah yang hampir menyebr keseluruh tubuh ayah”
Bawang Putih :” Ayah Putih mohon ayah jangan tinggalin putih yah!”
Ayah : “ Nak jikalau ayah pergi baik2 ya, nak ! “
Bawang Putih : “ Ya, ayah ! “
Ayah : “ Bu, aku titip putih ya ? “
Ibu Bawang Merah : “ Ya, ayah ! “
Bawang Putih : “ a…..yah……., jangan tinggalin putih, yah” (menangis )
Sejak saat itu Bawang Merah dan ibunya semakin berkuasa dan semna-mena terhadap Bawang Putih hampir tidak pernah beristirahat.
Ibu : ” Putih kamu harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan untuk saya dan bawang putih, kemudian kamu harus memberi makan ternak, menyirami kebun, dan mencuci baju ke sungai, lalu kamu harus menyetrika, dan membereskan rumah, mengerti ! “
Bawang Putih : “ mengerti, ibu ! “
Namun Bawang Putih selalu melakukan pekerjaaannya dengan gembira, karena ia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri. Pagi itu seperti biasa Bawang Putih membawa Bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya
Bawang Putih :
Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang Putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang Putih tidak menyadari bahwa salah satu baju ibu tirinya hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu. Bawang Putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya
Bawang Putih : “ Aku harus bisa menemukan baju ibu karena itu adalah baju kesayangan ibu
Namun Bawang Putih tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali kerumah dan menceritakan kepada ibunya
Bawang Putih : “ Bu Maafkan Putih baju ibu hanyut terbawa arus” Ibu : “ Apa…..Dasar ceroboh. Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu ! dan jangan berani pulang ke rumah kalau kamu belum menemukannya , mengerti ?
Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibu tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Matahari mulai meninggi, namun Bawang Putih belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah matahari sudah condong kebarat, Bawang Putih melihat seorang ibu yang hendak pergi ke pasar
Bawang Putih : “ Bi…..bi…bi ! “
Bibi : “ Ya, nak ada apa ? “
Bawang Putih : “ Bibi, apakah bibi melihat baju merah yang hanyut lewat sini ?, karena saya harus menemukannya dan membawanya pulang “
Bibi : “ Ya, tadi saya lihat nak, kalu kamu mengejarnya cepat2 mungkin kau bisa menemukannya” Bawang Putih : “ Baiklah bibi, terimakasih! “ Bibi : “ sama2, nak
Hari sudah mulai gelap, bawang putih mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba. Dari kejauhan Nampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk tepi sungai. Bawang Putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya
Bawang Putih : “ Permisi……..! “
Nenek : “ Siapa kamu, nak ? “
Bawang Putih : “ Saya Bawang Putih, nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut dan sekarang kemalaman, bolehkah saya tinggal disini malam ini ? “
Nenek : “ Ya, tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu, baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemeniku disini selama seminggu, sudah lama aku tidak ngobrol dengan siapapun bagaimana ? “ Bawang Putih : “ Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asalkan nenek tidak bosan saja denganku “
Selama seminggu Bawang Putih tinggal bersama dengan nenek itu. Setiap hari Bawang Putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu nenekpun memanggil Bawang Putih
Nenek : “ Nak, sudah seminggu kau tinggal disini dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju pulang, dan satu lagi kau boleh memilih salah satu dari labu kuning ini sebagai hadiah ! “
Bawang Putih : “ Tidak usah,nek !
Nenek : “ Ayolah, Bawang Putih
Bawang Putih : “ Ya, sudah Putih memilih yang kecil ya, nek
Nenek : “ Mengapa kamu memilih yang kecil ? “
Bawang Putih : “ Saya takut tidak kuat membawa yang besar, nek !
Nenek : ( tersenyum )
Sesampainya di rumah, Bawang Putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya
Bawang Putih : “ Ibu, ini Bajunya”
Ibu : “ Ya sudah sana pergi”
Bawang Putih : “ Baik, bu! “
Bawang Putihpun pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya, alangkah terkejutnya Bawang Putih ketika labu yang terbelah berisi emas permata yang sangat banyak
Bawang Putih : “ Hah, emas. Ibu aku dapat emas permata bu ! “
Bawang merah dan ibunyapun langsung merebut emas dan Permata tersebut
Bawang Merah : “ Heh, gembel kamu dapat emas dan permata ini dari mana ? “ Ibu : “ Ya, dari mana ? “
Bawang Putih : “ aku mendapat emas permata ini dari……”
Bawang Merah : “ Dari mana ? “
Bawang Putih : “ Waktu itu aku mencari baju ibu hanyut terbawa arus, kemudian kemalaman menginap di rumah nenek pinggir sungai, dan aku disuruh untuk menemanix selama seminggu, setelah genap seminggu aku diberi hadiah ini “
Setelah mendengar cerita BawangPutih, Bawang merahpun berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini Bawang Merah yang akan melakukannya.
Ibu : “ Bawang Merah kamu harus melakukan apa yang dilakukan oleh anak sialan itu”
Bawang Merah : “ Baiklah ibu! “
Ibu : “ Kalau begitu, besok pagi kamu harus pergi ke sungai “
Bawang Merah : “ Baik bu ! “
Keesokan harinya Bawang Merahpun menghanyutkan bajunya ke sungai, setelah itu dia sampai di rumah nenek
Bawang Merah : “ Nek, neek tau atau tidak baju yang hanyut tadi ! “ Nenek : “ Nenek tau, tapi amu harus menginap disini selama seminggu “ Bawang Merah : “Baiklah ! “
Selama semi nggu itu Bawang Merah selalu bermalas-malasan, kalu ada yang dikerjakan pasti hasilnya tidak bagus karena dikerjakan dg asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek membolehkan bawang merah pulang
Bawang Merah : “ Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu ? “ Nenek : “ Ya, sudah silahkan kamu memilih salah satu dari labu ini !”
Bawang Merah : ( mengambil yang besar, langsung pergi )
Sesampainya di rumah Bawang Merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih minta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai
Ibu : “ Putih sana pergi ke sungai cuci baju-baju yang kotor Bawang Putih : “ Baiklah, bu ! “
Setelah Bawang Purih pergi mereka membelah labu tersebut, tapi ternyata yang keluar bukan emas melainkan binatang berbisa seperti ular. Binatang itu langsung menyerang Bawang Merah dan Ibunya hingga tewas
Bawang Merah dan Ibu : “ a………..a………a..a…a.a……! “
Itulah balasan bagi orang yang serakah
Selasa, 29 April 2014
Naskah Ande-Ande Lumut 9 orang termasuk Narator
Naskah Drama Ande-Ande Lumut:
Bagian 1 :
(Dirumah Kleting kleting dan mbok
rondo)
Di pagi yang cerah Mbok rondo
kleting berkumpul dengan para putri-putrinya. Putri-putri mbok rondo sangat
cantik-cantik, mereka adalah keliting merah, kleting biru dan kleting hijau dan
salah seorang anak tirinya bernama kleting kuning.
Mbok rondo sangat cinta dan sayang
kepada anak-anaknya tetapi berbeda dengan kleting kuning, sebagai anak tiri dia
sangat dibedakan kasih sayangnya. Kleting kuning disuruh menyapu, membersihkan
rumah dan bekerja di ladang. Sungguh kasihan kleting kuning.
Mbok rondo
Kleting :
Anak-anakku yang cantik-cantik… kesini nak…
Kleting-kleting
: Enggeh .... Mbokku sayang …Ada apa toh mbok ....???
Mbok
rondo
: Begini anakku yang cantik… ada berita yang sangat penting
sekali…
Kleting
merah
: Berita apa to mbok…
Kleting
biru
: Iya mbok.. kok keliahatan penting banget
Kleting
Hijau
: Iya ada apa sih mbok… (manja, mendekat
sambil memegang tangan mbok rondo kleting)
Mbok rondo
kleting
: kamu tahu kan… mbok rondo dadapan itu punya anak yang
sangat tampan sekali, namanya ande-ande lumut.
Kleting-keleting
: Owh… ande-ande lumut…. Tampan…. Boleh dong…
(keterangan: bersama bergaya
manja, centil)
Mbok rondo
kleting
: iya… nanti mbok akan dandani kalian jadi putri-putri
yang cantik, sapa tahu salah satu dari kalian ada yang dipilih.
Kleting-kleting
: Iya mbok.. kami mau…
Mbok rondo
kleting
: iya udah.. sekarang kedalam sana, siap-siap
Kleting-kleting
: Iya mbok….
(keterangan: kleting merah, biru,
hijau meninggalkan mbok rondo dan masuk kerumah)
Tak lama kemudian, kleting kuning
yang dari tadi hanya mendengar percakapan saudaranya, menuju mbok rondo dan
berdialog.
Kleting
Kuning
: Mbok… kulo bade matur…
Mbok rondo
kleting : Matur
opo….? Apa kamu udah selesai nyapu?
Kleting
kuning
: Sudah mbok…, gini mbok… saya juga ingin melamar jadi
istrinya ande-ande lumut seperti kakak-kakak kleting yang lain.
Mbok rondo
kletling : Ouh
begitu… ya udah gag apa apa. Sini kamu aku dandani juga,
(keterangan: mbok rondo
memberikan angus dan bau-bau tidak sedap kepada Kleting kuning)
Mbok rondo
Kleting :
Sudah sekarang kamu cuci kuali dan panci karatan ini sampai bersih seperti
panci yang baru beli.Cepat kerjakan tugasmu…
(keterangan: Mbok rondo
mendorong Kleting kuning dengan kasar)
Kleting
kuning
: Tapi mbok,kan ya sulitI mbok buat ini panci seperti
yang baru lagi.
Mbok rondo
kleting
: Waladalah ,banyak omongnya juga ini
anak.Sudah cepat ke sungai
Kleting
Kuning
: Iya mbok
(keterangan: Kleting kuning
meninggalkan mbok rondo dan menuju dapur)
Mbok rondo
Kleting :
Hahaha… mudah-mudahan yang diterima oleh ande-ande lumut adalah salah satu
anak-anaku.. bukan kleting kuning.
(keterangan: mbok rondo
kleting tertawa terbahak-bahak, menuju kedalam rumah)
Kleting kuning, menerima apa yang
dialaminya dengan sabar, apa yang ditugaskan mbok rondo diterimanya dengan
lapang dada.
Bagian : 3
Kleting kuning setiap hari bekerja
membersihkan rumah dan bekerja diladang, tanpa rasa lelah dan keluh kesah.
Walau dia diperlakukan kasar oleh mbok rondo kleting. Hanya dia dan Tuhan saja
yang tahu betapa sedihnya dirinya. Dia berharap, Tuhan akan memberikan ganjaran
yang lebih baik untuknya.
Kleting
Kuning
: Aduh… susah sekali ini panci untuk bersih lagi,
Tuhan,kayak begini penderitaan hidupku.. semoga aku tabah menjalaninya.
Tiba-tiba muncullah sosok Dewa,dan
berniat kleting kuning yang pada saat itu kleting kuning sedang
membersihkan panci yang sudah berkarat itu muncullah sesosok dewa,Dewa itu
berniat membantu kleting kuning.
Dewa
: Hai… gadis cantik…
Kleting kuning
: Siapa itu
Dewa :
Kamu jangan takut.. Dewa
Kleting
kuning
: Mau apa kamu..
Dewa :
Aku akan membantumu membersihkan panci ini menjadi panci yang
baru
beli. Sekarang tutup
matamu.
Kleting
kuning
: Baiklah....
Seketika itu panic menjadi bersih dan terlihat seperti baru.
Dewa :
Buka matamu sekarang nak cantik
Klenting kuning
:”wah! Terima kasih sekali.
Dewa. Aku tak akan bisa membalas jasamu.”
Dewa
:”tidak perlu, klenting kuning. Kesabaran dan ketabahanmu membuatmu berhak
mendapatkannya. Kini saatnya sudah tiba. Ikutilah kata hatimu pergilah
kedesa dadapan dan temuilah ande-ande lumut. (mengekuarkan sebatang lidi)
terimalah lidi ini. Gunakan dengan bijak sana disaat engkau membutuhkannya.
Kebahagiaan sudah menunggumu.”
Klenting kuning
:” terima kasih! Terima
kasih!,Dewa!
Kleting kuningpun pulang kembali
kerumahnya dan memberikan pancinya kepada mbok rondo.
Bagian : 4
Akhirnya disebuah sungai yang airnya
deras, disitulah Yuyu Kangkang hidup. Dia yang menguasai sungai itu.Dialah si
Yuyu kangkang yang licik.
(keterangan: Yuyu kangkang
sang penjaga sungai sedang mondar-mandir mengawasi jika ada orang datang).
Yuyu
kangkang
: Hohohoho…. Godong waru ko bolong-bolong… bocah ayu ko moblong-
moblong…
Siapa itu yang datang dari jauh…
(keterangan: kemudian datang Kleting
Merah, biru dan hijau menuju pinggir sungai)
Kleting
merah
: Wah… sungainya banjir…
Kleting
biru
: Iya mbakyu… gimana kita akan menyeberang…
Kleting
hijau
: Sebentar-sebentar… lihat.. itu ada yuyu kangkang.
Kleting
merah
: Wah… iya.. kita minta tolong yuyu kangkang aja ya…
Kleting biru dan
hijau : Iya… mbakyu..
yuk…
Kleting
merah
: Yuyu kangkang… yuyu kangkang…
Yuyu
kangkang
: Hahaha… ada apa bocah manis-manis…
Kleting
merah
: Yuyu kangkang… aku minta tolong disebrangkan lewat sungai ini…
Yuyu
kangkang
: Wah…itu berat sekali, bahaya sungainya… aku minta imbalan
Kleting
merah
: Imbalannya apa toh… uang?? Wah kamu itu mata duitan…
Kleting biru dan
hijau : Iya nih… yuyu
kangkang mata duitan…
Yuyu
kangkang
: Tidak… duit mah aku gak doyan…. Hahaha
Kleting-kleting
: Ini pertanda bagus. Tentu kami akan di terima oleh ande ande lumut
Yuyu
kangkang
: Imbalannya adalah ciumlah aku.
Kleting
merah
: Apa?
Kleting
biru
: Sudahlah mbakyu gag apa apa lah yang penting kita bisa kedesa seberang.
Kleting
Merah
: Baiklah.....aku terima tawaranmu
Yuyu
kangkang
: Sik...asyik .... Lumayanlah walaupun cuman dapat ciuman dari si kleting
kleting ini,ya walaupun aku gag pernah dapat ciuman dari ayu ting-ting
tapi kan sama sama ting-nya..hahhahhahahhahaha
(keterangan: yuyu kangkang
menyebrangkan kleting merah. Biru dan hijau dengan bergantian)
Kemudian datanglah si kleting kuning
dari jauhan hendak menuju desa seberang melewati sungai ini.
klenting kuning
:”sungai begini lebar
dan dalamnya. Bagaimana aku akan kesebrang? Tak ada rakit atau jembatan yang
bisa kugunakan. Apa mungkin aku bisa bertemu ande ande lumut? (yuyu kangkang
masuk dari sisi yang berlawanan.) wahai sang yuyu, apakah kau penjaga
sungai ini?”
yuyu
kangkang
:”betul, aku yuyu kangkang penjaga sungai ini. (berkata pada diri sendiri) wah,
ini sih Cuma gadis jelek,kumal, dan bau.”
Klenting
kuning :”maukah kau
menolongku menyebrangi sungai ini?”
Yuyu kangkang
:”(dengan malas) boleh
saja, tapi kau harus membayar 2 keti.”
Klenting kuning
:”aduhh, aku tidak punya uang
sepeser pun.”
Yuyu kangkang
:”(dengan malas) sudah
ku kira, hmm…. Kalau begitu, kau boleh kusebrangkan. Tapi sebagai gantinya kau
harus menciumku.”
Klenting
kuning :” apa? Upah macam
apa itu? Aku tak sudi memberimu ciuman!.”
Yuyu kangkang
:”ya sudah menyebrang
saja sendiri. Toh, ande ande lumut tak mau gadis jelek dan bau sepertimu. Yang
cantik-cantik saja sudah banyak yang ia tolak.”
Klenting kuning
:”berarti belum ada gadis yang
ia terima.. baiklah kalau kau tidak mau menyebrangkanku.(berfikir) bagaimana
ini? (berfikir kembali, lalu mengeluarkan lidi pemberian bangau sakti.). duh
dewata yang agung, bantulah aku menuju tempat kanda ande ande lumut. Terimalah
ini yuyu kangkang.!”
Klenting kuning memukulkan lidi ke
air sungai. Seketika air sungai menyusut hingga
lama sekali kering. Klenting kuning
dengan santai menyebrangi sungai.
Yuyu kangkang
:”ya ampun gadis sakti.
Tolong kembalikan air sungai ini. Aku bisa mati kekeringan jika tak ada air.
Kalau tak ada orang yang menyebrang, aku juga tidak bisa dapat uang.
Kasihanilah aku.”
Klenting kuning
:”sudah banyak korban yang
menjadi keserakahanmu. Sekarang kau harus membayar prilakumu itu. Tunggulah
hingga senja hari nanti. Air sungai ini akan kembali melimpah bila engkau
berjajni tidak akan serakah dan memanfaatkan orang lain. Kau harus menolong
dengan tulus dan ikhlas tidak menuruti nafsu serakahmu.”
Yuyu kangkang
:”baiklah aku berjanji.
Akan ku ingat kata-katamu. Terimakasih, gadis sakti.”
Tiba-tiba sungai itu kering, yuyu
kangkang kesakitan dan pergi jauh. Kemudian kleting kuning bisa berjalan
menyeberang sungai menuju rumah mbok rondo dadapan, rumah si ande-ande
lumut.Setelah itu,yuyu kangkangpun mati.
Bagian 5
(Musik 11 : dirumah mbok rondo
dadapan (awal) )
Disebuah desa bernama Dadapan, mbok
rondo sedang menyapu rumah, dirumah itulah si Ande-ande lumut sedang mengaji di
sebuah surau. Menunggu belahan hatinya yang di janjikan Tuhan untuknya.
(keterangan: Mbok rondo sedang
menyapu halaman rumah, tiba-tiba datang rombongan gadis-gadis cantik, kleting
merah, biru dan hijau)
Kleting-kleting
: Assalamu’alaikum…
Mbok rondo
dadapan :
Wa’alaikumsalam, siapa ya…
Kleting merah
: Saya mbok…Kleting Merah
Kleting
biru
: Saya kleting biru…
Kleting
Hijau
: Saya kleting hijau mbok…
Mbok rondo
dadapan : Wah..
gadis-gadis cantik nama kalian seperti power ranger aja ada
merah,hijau,dan biru… ada apa kalian kemari…??
Kleting-kleting
: Kami mau melamar Ande-ande lumut mbok…
Mbok rondo
dadapan : Ouh.. mau
melamar ande-ande lumut… sebentar ya… saya katakan ke
ande-ande lumut…
(keterangan: mbok rondo
menyanyikan lagu)
Mbok rondo dadapan:
Putraku Si Ande Ande Lumut
Temuruna ana putri kang unggah-unggahi
Putrine ngger sing ayu rupane
Kleting Abang iku sing dadi asmane
Ande Ande Lumut:
Duh.. ibu kula mboten purun
Aduh ibu kula mboten mudun
Nadyan ayu sisane Si Yuyu Kangkang
Mbok rondo dadapan:
Putraku Si Ande Ande-ande Lumut
Temuruna ana putri kang unggah-unggahi
Putrine ngger sing ayu rupane
Kleting Ijo iku sing dadi asmane
Ande Ande Lumut:
Duh.. ibu kula mboten purun
Aduh ibu kula mboten mudun
Nadyan ayu sisane Si Yuyu Kangkang
Mbok rondo dadapan:
Putraku Si Ande-ande Ande Lumut
Temuruna ana putri kang unggah-unggahi
Putrine ngger sing ayu rupane
Kleting Biru iku sing dadi asmane
Ande Ande Lumut:
Duh.. ibu kula mboten purun
Aduh ibu kula mboten mudun
Nadyan ayu sisane Si Yuyu Kangkang
Mbok rondo dadapan:
Putraku Si Ande Ande-ande Lumut
Temuruna ana putri kang unggah-unggahi
Putrine kang ala rupane
Kleting Kuning iku kang dadi asmane
Ande Ande Lumut:
Aduh ibu kulo inggih purun
Sing putro inggih badhe mudun
Nadyan ala punika kang putra suwun
Mbok rondo dadapan:
Piye to ngger kowe kuwi
sing ayu-ayu ora gelem
malah sing ala kok ditampa
ki piye to ngger
Ande Ande Lumut:
Oh.. inggih..
Sejatosipun pun Kleting Kuning punika
inggih garwa kula piyambakipun
Dewi Sekartaji ibu
(Musik 12 : kleting merah)
Mbok rondo
dadapan : Putraku
si ande-ande lumut.. temuruno ono putri kang ngunggah-
unggahi… putrine Ngger sing ayu
rupane.. kleting abang iku kang dadi
asmane…
Ande-ande
Lumut
: Duh ibu… kulo mboten purun… aduh ibu … kulo mboten medun… najan
ayu sisane si yuyu kangkang.
Mbok rondo
dadapan : Wah… ora
gelem ki nduk….
Kleting
biru
: Cobi kulo mbok…
(Musik 13 : kleting biru)
bok rondo
dadapan
: Putraku si ande-ande lumut.. temuruno ono putri kang ngunggah-unggahi…
putrine Ngger sing ayu rupane.. kleting biru iku kang dadi asmane…
Ande-ande
Lumut
: Duh ibu… kulo mboten purun… aduh ibu … kulo mboten medun… najan ayu sisane si
yuyu kangkang.
Mbok rondo
dadapan : Wah… ora
gelem ki nduk….
Kleting
hijau
: Cobi kulo mbok…
(Musik 14 : kleting ijo)
Mbok rondo
dadapan : Putraku
si ande-ande lumut.. temuruno ono putri kang ngunggah-unggahi… putrine Ngger
sing ayu rupane.. kleting ijo iku kang dadi asmane…
Ande-ande
Lumut
: Duh ibu… kulo mboten purun… aduh ibu … kulo mboten medun… najan ayu sisane si
yuyu kangkang.
Mbok rondo
dadapan : wah… ora
gelem kabeh kae…
Tidak lama kemudian, datanglah
Kleting Kuning, dari kejauhan sudah tercium bau yang tidak enak, wajahnya
coreng moreng karena debu.
(keterangan : datanglah Kleting
Kuning menuju mbok rondo)
Kleting
kuning
: Assalamu’alaikum…
Mbok rondo
dadapan :
wa’alaikumsalam… sopo iku ya…
Kleting
kuning
: Saya Kleting kuning mbok… ingin melamar Ande-ande lumut.
Mbok rondo
dadapan : Opo..
arep nglamar anakku??? Gak salah to…
Kleting
merah
: La iyo… wajahmu jelek baumu tidak enak gt, aku aja ditolak… apa lagi kamu…
Kleting
Kuning
: Di coba dulu mbok…
(Musik 15 : kleting Kuning)
Mbok rondo
dadapan : Putraku
si ande-ande lumut.. temuruno ono putri kang ngunggah-
unggahi… putrine kang olo rupane..
kleting kuning iku kang dadi
asmane…
Ande-ande
Lumut
: Aduh ibu… kulo inggih purun… dalem putro inggih bade medun, najan
olo meniko kang putro… suwun.
Mbok rondo
dadapan : Loh… apa
tidak salah toh ande-ande lumut…
Ande-ande
Lumut
: Tidak bu… ini adalah pilihan saya…
(keterangan ; kleting-kleting
kusak-kusuk)
Mbok rondo dadapan
: Ouh.. jika gitu pilihanmu ya terserah..
Ande-ande
lumut
: Ibu.. saya akan mengatakan suatu hal..
Mok rondo
dadapan
: Apa itu???
Ande-ande
lumut
: Ibu… sebenarnya saya adalah seorang Pangeran yang sedang
mengembara, untuk mencari
pengalaman hidup dan mencari istri saya
yang hilang yaitu Dewi sekartaji
Mbok rondo
dadapan : Apa…
pangeran…???
Kleting-kleting
: Apa……???? Pangeran…??? Ah….. tidak….???
(keterangan; kleting-kleting
pingsan)
Akhirnya, Kleting kuning menjadi
istri Ande-ande lumut, wajahnya yang jelek dan bau berubah menjadi putri yang
cantik, sesungguhnya dia adalah Putri Sekartaji. Dan Ande-ande lumut, kini
menjadi Raja mewarisi kerajaan ayahnya. Pangeran dan Kleting kuning, hidup
bahagia selamanya.
Seketika itu panic menjadi bersih dan terlihat seperti baru.
Putraku Si Ande Ande Lumut
Temuruna ana putri kang unggah-unggahi
Putrine ngger sing ayu rupane
Kleting Abang iku sing dadi asmane
Ande Ande Lumut:
Duh.. ibu kula mboten purun
Aduh ibu kula mboten mudun
Nadyan ayu sisane Si Yuyu Kangkang
Mbok rondo dadapan:
Putraku Si Ande Ande-ande Lumut
Temuruna ana putri kang unggah-unggahi
Putrine ngger sing ayu rupane
Kleting Ijo iku sing dadi asmane
Ande Ande Lumut:
Duh.. ibu kula mboten purun
Aduh ibu kula mboten mudun
Nadyan ayu sisane Si Yuyu Kangkang
Mbok rondo dadapan:
Putraku Si Ande-ande Ande Lumut
Temuruna ana putri kang unggah-unggahi
Putrine ngger sing ayu rupane
Kleting Biru iku sing dadi asmane
Ande Ande Lumut:
Duh.. ibu kula mboten purun
Aduh ibu kula mboten mudun
Nadyan ayu sisane Si Yuyu Kangkang
Mbok rondo dadapan:
Putraku Si Ande Ande-ande Lumut
Temuruna ana putri kang unggah-unggahi
Putrine kang ala rupane
Kleting Kuning iku kang dadi asmane
Ande Ande Lumut:
Aduh ibu kulo inggih purun
Sing putro inggih badhe mudun
Nadyan ala punika kang putra suwun
Mbok rondo dadapan:
Piye to ngger kowe kuwi
sing ayu-ayu ora gelem
malah sing ala kok ditampa
ki piye to ngger
Ande Ande Lumut:
Oh.. inggih..
Sejatosipun pun Kleting Kuning punika
inggih garwa kula piyambakipun
Dewi Sekartaji ibu
Langganan:
Postingan (Atom)